• Kamis, 1 Juni 2023

Kho Ping Hoo Cinta Bernoda Darah (episode 270), Lin Lin Tetap Bersiasat Untuk Mencari Suling Emas

- Minggu, 19 Maret 2023 | 11:21 WIB
Cinta Bernoda Darah (dok, ilustrasi bebasbaru)
Cinta Bernoda Darah (dok, ilustrasi bebasbaru)

BEBASBARU.COM, MAHAKARYA-Cerbung - “Tuanku puteri, mengapa kita harus lari? Gadis yang masuk itu seorang biasa saja, tak usah kita takut, kalau perlu dia boleh hamba robohkan sekali!”

Pak-sin-tung memprotes ketika Lin Lin meng­ajaknya lari pergi meninggalkan pondok Suma Boan setelah ia mendengar muncul­nya Sian Eng.

Akan tetapi ia menggeleng­kan kepala terus lari sehingga terpaksa kakek buntung itu mengikutinya sambil bersungut-sungut.

Baca Juga: Kho Ping Hoo Cinta Bernoda Darah (episode 269), Akhirnya Sian Eng Tahu Jati Diri Kakaknya Kam Bu Song

Akhirnya Lin Lin ber­henti di tempat sunyi dan kembali Pak-sin-tung memprotes.

“Tuanku puteri, belum pernah hamba Pak-sin-tung melarikan diri seperti ini! Gadis itu tidak lebih pandai daripada Suma-kongcu, ia hanya seorang di antara banyak kekasih kongcu hidung belang itu takut apa?”

“Diam kau!” Lin Lin membentak, betul-betul marah karena hatinya sudah mengkal menyaksikan peristiwa yang tidak ia duga-duga.

Yaitu bahwa cicinya itu ternyata bermain cinta dengan Suma Boan, hal yang benar-benar tak tersangka dan mendatangkan perasaan mendongkol.

Ucapan kakek buntung itu menambah kemarahannya. “Aku bukannya takut kepada gadis itu, aku.... aku.... hanya mengubah niatku. Sekarang kita mencari Suling Emas!”

Pak-sin-tung kini kelihatan ragu-ragu. “Tuan Puteri.... hal ini.... hamba rasa kita membutuhkan bantuan Suheng Hek-giam-lo....”
Diam-diam Lin Lin tertawa di dalam hatinya melihat kakek buntung yang lihai ini ketakutan.

Memang ia sengaja hendak mencari Suling Emas, tentu saja bukan untuk menawannya, melainkan untuk mencegah dengan Suling Emas.

Baca Juga: Kho Ping Hoo Cinta Bernoda Darah (episode 268), Sian Eng Datang Kacaukan Rencana Matang Lin Lin

Ia akan minta tolong pendekar itu membantunya melawan orang-orang Khitan yang berani memaksanya pergi! Akan tetapi pada lahirnya ia pura-pura marah dan membanting kaki.

“Pak-sin-tung! Belum apa-apa kau sudah dua kali membantah kehendakku! Kelak di Khitan kalau kulaporkan kebandelanmu ini kepada Paman Kubukan, hemmm.... ingin kulihat ke mana kau hendak menyembunyikan kepalamu!”

Halaman:

Editor: H. Masruddin

Sumber: Bebasbaru.com

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X