BệBASbaru.com, POST-Hukum – Kerjasama antara pemerintah Indonesia dan AS dalam melacak uang-uang hasil korupsi berbuah baik, yakni dengan diserahkannya uang senilai puluhan miliar rupiah.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menerima dana sebesar 5.956.356,78 dolar AS atau setara dengan Rp86.664.991.149 dari US Marshall yang berasal dari "asset recovery" atau pemulihan aset penanganan kasus dugaan korupsi pengadaan KTP-elektronik (KTP-el).
Pemberian "asset recovery" tersebut diserahkan oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia di Gedung KPK, Jakarta, Senin. Hadir pada kegiatan itu, yakni Ketua KPK Firli Bahuri, Deputi Bidang Pencegahan dan Monitoring Pahala Nainggolan, Deputi Bidang Informasi dan Data Mochamad Hadiyana, Direktur Penyidikan Asep Guntur R dan Direktur Penuntutan Fitroh Rohcahyanto serta para pejabat struktural KPK lainnya.
Dalam sambutannya, Firli menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah AS yang telah membantu KPK dalam upaya pemberantasan korupsi khususnya pada penanganan perkara KTP-el. Adapun uang "asset recovery" itu selanjutnya telah disetorkan KPK ke kas negara sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada Jumat (10/6).
"Banyak hasil nyata yang telah kita capai dalam implementasi kerja sama antara kedua negara khususnya di bidang penindakan, dan salah satu wujud nyatanya adalah penyelesaian perkara KTP-el," kata Firli dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin.
Selain itu, KPK juga menyambut baik program integritas kedua negara yang fokus pada praktik dan kebijakan peningkatan transparansi, penguatan kesadaran, dan partisipasi publik dalam pemberantasan korupsi.
"KPK berharap hubungan baik KPK dan Pemerintah AS terus terbangun semakin erat untuk mewujudkan Indonesia dan membangun peradaban dunia yang bebas dari korupsi," ucap Firli.
Selanjutnya, KPK juga akan memanfaatkan dana hasil "asset recovery" itu untuk mendukung penanganan perkara tindak pidana korupsi dan membangun budaya antikorupsi sehingga terwujud masyarakat Indonesia yang maju, makmur, sejahtera, dan bersih dari korupsi.
Turut Hadir Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Sung Y. Kim, Legal Attach FBI Robert Lafferty, Supervisory Special Agent FBI John Pae beserta jajaran dari USAID.
Sung Y. Kim menjelaskan pengembalian aset tersebut menunjukkan kemitraan yang sangat baik antara Indonesia dan AS dalam upaya memerangi korupsi dan memastikan penegakan hukum berjalan transparan.
Artikel Terkait
Sadis! Tak Punya Uang ke Toko Aksesoris di Afghanistan, Ortunya Langsung Tembak Mati Dua Anak Gadisnya
Tuduhan Hukum Dianggap Tak Masuk Akal, PP SI Surati Presiden Jokowi Segera Bebaskan HRS dan Munarman
Hilang Salah Satu Pria Dikeluarga Elon Musk, Anaknya Resmi Jadi Transgender!
Hotman Paris Menang Selangkah, Terkuak Iqlima Kim Cari Sensasi dan Duit, Lalu Dimanfaatkan Razman Arief!
Mirip Kasus Siskaeee dan DeaOnlyFans, YouTuber RMH Ditangkap Karena Dugaan Jualan Konten Pornografi