Pertanyaan yang penuh teguran ini bagi Kwi Lan dirasakan seperti tantangan. Ia segera membusungkan dada, menegangkan leher dan memandang
Sambil mengeluarkan suara menggereng seperti suara srigala marah, ia menerjang maju dan kedua telapak tangannya memukul berbareng dari kanan
Biarpun dikeroyok banyak orang, Kwi Lan menggmuk dan sudah lima orang anak buah bajak roboh tewas oleh pedangnya.
Ia sama sekali tidak mengeluarkan kata-kata, namun pandang matanya dan senyumnya telah membayangkan ancaman yang menyeramkan.
Ia tidak pernah mengenal takut menghadapi ancaman maut sekalipun, akan tetapi hati kecilnya membisikkan bahwa kini ia terancam malapetaka
Mengapa masih menuruti nafsu binatang hendak memperkosa seorang gadis....?” “Huh, bocah bermulut lancang! Siapa hendak memperkosa?
Menggeletak di atas rumput kering dan tubuhnya tidak tertutup pakaian sama sekali! Kenyataan ini membuat Kwi Lan merasa kaget
Ketika perahu terbalik yang ia injak itu tiba-tiba menyelam, ia masih dapat meloncat ke atas dan.... tak dapat dicegahnya jatuh ke sungai
Dengan acuh ia menjawab, “Si Berandal sudah menjuluki aku Mutiara Hitam, biarlah selanjutnya orang mengenalku dengan nama itu juga."
Padahal serangan itu kalau tepat mengenai sasaran, akan membuat tubuh Kwi Lan seketika lumpuh dan lemas.
Pemuda itu memandang dengan mata bersinar tajam, lalu membentak ke arah Kwi Lan, suaranya nyaring. “Mau apa engkau datang ke sini?”
Bayangan itu lenyap sudah. Gerakannya terlalu cepat dan melakukan pengejaran sambil menunggang kuda amat sukar.
Akan tetapi kalau ia teringat akan pernyataan cinta kasih Hauw Lam, ia menjadi kecewa. Hal ini melenyapkan rasa gembiranya dan membuatnya
“Mutiara Hitam.... Nona...., mengapa kita harus berpisah?” Suara Hauw Lam gemetar, tidak seperti biasa. Jantung Kwi Lan berdebar aneh.
Ia mengejap-ngejapkan matanya, kemudian ketika matanya bertemu dengan Kwi Lan, tiba-tiba pemuda ini menjadi merah seluruh mukanya!
“Biar kucoba untuk merayap atau meloncat naik.” “Percuma, kita tunggu kesempatan. Kalau ada yang membuka penutup besi di atas itu
Gadis itu membentak. “Wah, maaf.... aku.... aku memang seperti buta di sini....” “Duduklah dan jangan berkeliaran.” Hauw Lam lalu duduk
Akan tetapi Kwi Lan yang memiliki gin-kang luar biasa itu, dengan menggerak-gerakkan kaki tangannya dapat memperlambat luncuran tubuhnya.
Akan tetapi sebelum mereka sempat mendapatkan jalan keluar untuk melarikan diri, tiba-tiba lantai yang mereka injak tergetar
Kwi Lan juga mempelajari kitab-kitab itu sendirian saja, hanya menerima petunjuk-petunjuk dari gurunya, justeru sedikit petunjuk itu