• Senin, 2 Oktober 2023

Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 431), Bertemu Putri Panglima Khitan, Kian Liong Kaget Namanya Dikenal

- Sabtu, 16 September 2023 | 06:04 WIB
Ilustrasi, cersil kho ping hoo (dok, tangkapan layar/net)
Ilustrasi, cersil kho ping hoo (dok, tangkapan layar/net)

BEBASBARU.COM, MAHAKARYA-CERBUNG - Para prajurit pengawal bangsa Khitan timbul semangat mereka melihat bala bantuan yang lihai ini. Mereka mengeluarkan pekik kemenangan lalu menyerbu makin hebat.

Orang-orang Hsi-hsia mawut, se­bagian roboh binasa, yang lain melarikan diri. Lima orang pendeta jubah merah yang memimpin mereka, termasuk yang mengeroyok dara jelita tadi.

Sudah lebih dulu melarikan diri masuk ke dalam hutan dan berlindung kepada kegelapan malam yang mulai timbul.

Baca Juga: Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 430), Bertemu Putri Khitan yang Jelita, Kiang Liong Langsung Tertarik!

“Cianbu (Kapten), syukur kau dan pa­sukanmu tiba tepat pada saatnya, kalau tidak tentu aku sudah mereka tawan!”

Dara remaja itu berkata sambil menya­rungkan pedangnya, wajahnya sedikit pun tidak membayangkan kecemasan atau kekagetan sungguhpun ia baru saja ter­lepas daripada bahaya besar.

Kapten yang memimpln pasukan pe­ngawal itu memberi hormat dengan membungkuk dalam-dalam di depan dara itu dan meletakkan tangan kanan di de­pan dada, kemudian berkata.

“Rasa syu­kur dan terima kasih sepatutnya diberikan kepada Kiang-kongcu ini, karena kalau Kiang-kongcu tidak datang tepat pada saatnya.

Bukan hanya hamba sepa­sukan akan terbasmi, juga Paduka Puteri tidak akan tertolong.” Berkata demikian, kepala pengawal itu menunjuk ke arah Kiang Liong.

Baca Juga: Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 429), Kian Liong Berpisah Jalan, Hatinya Perih Karena Iba pada Song Goat

Hal ini tidak mengherankan hati Kiang Liong. Ia tahu bahwa Kerajaan Khitan mempunyai banyak mata-mata dan tentu saja namanya sudah dikenal baik oleh para perwira Khitan.

Bahkan wakil-wakil Kerajaan Khitan yang berada di kota raja merupakan seorang di antara sahabat-sahabatnya.

Ia hanya kaget men­dengar betapa dara itu disebut Paduka Puteri oleh Si Kapten, maka ia menduga-duga siapa gerangan puteri jelita ini. Cianbu terlalu memuji....“

Ia berkata sambil menjura di depan dara itu yang memandangnya dengan sepasang mata bintang.

Halaman:

Editor: H. Masruddin

Sumber: bebasbaru

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X