• Senin, 2 Oktober 2023

Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 433), Kiang Liong Malu, Ayah Bundanya Bertengkar Nama Suling Emas di Bawa-bawa

- Minggu, 17 September 2023 | 06:01 WIB
Ilustrasi, cersil kho ping hoo (dok, tangkapan layar/net)
Ilustrasi, cersil kho ping hoo (dok, tangkapan layar/net)

BEBASBARU.COM, MAHAKARYA-CERBUNG - Orang tuanya. Sebagai seorang pangeran, tentu saja Pangeran Kiang menerima puteri Panglima Khitan itu dengan hor­mat dan ramah, juga ibunya amat suka kepada gadis yang cantik jelita ini.

Kemudian, dari ibunya ia mendengar tentang kunjungan Suma Kiat yang mengaku putera tunggal mendiang kakak ibunya, Suma Boan.

“Bagaimana ini, Ibu? Mengapa secara mendadak muncul seorang keponakan Ibu? Kenapa Ibu tidak pernah bercerita bahwa mendiang Paman Suma Boan meninggal­kan seorang putera?” Kiang Liong berta­nya.

Baca Juga: Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 432), Kiang Liong Ajak Putri Mimi Pulang ke Istananya, Kaget Talibu di Tahan!

“Hemm, aku pun heran sekali melihat Ibumu, Liong-ji (Anak Liong).” kata Pa­ngeran Kiang dengan muka cemberut.

“Aku pun baru sekarang mendengar akan hal itu, padahal setahuku, Pamanmu Su­ma Boan tidak pernah menikah dan tidak pernah punya putera.

Kalau saja kau melihat ibu pemuda itu.... hiihh, mengeri­kan sekali, seperti iblis betina.”

“Ah, terlalu sekali. Tidak sepatutnya kau mengeluarkan kata-kata seperti itu!” Suma Ceng, ibu Kiang Liong memandang suaminya dengan pandang mata penuh teguran.

“Kau sendiri dahulu menjadi sahabat baik kakakku Suma Boan, apakah kau tidak melihat betapa Suma Kiat ini mirip sekali dengan Kakakku dahulu?

Baca Juga: Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 431), Bertemu Putri Panglima Khitan, Kian Liong Kaget Namanya Dikenal

Pula, kita pernah mendengar tentang urusannya dengan Kam Sian Eng. Me­mang Kam Sian Eng mengerikan, akan tetapi.... ah, dia seorang yang berilmu tinggi, dan tidak waras.

Apalagi dia ma­sih adik tiri Suling Emas, apakah kau masih bersangsi?” Makin keruh wajah Pangeran Kiang.

“Huh, segala yang menyangkut nama Suling Emas selalu benar dan baik, sebaliknya pendapatku tidak pernah ada yang benar. Sialan!”

“Eh, bukan begitu. Aku hanya bicara sebenarnya dan....“ “Sudahlah!” Pangeran Kiang memban­ting kaki dan meninggalkan kamar.

Halaman:

Editor: H. Masruddin

Sumber: bebasbaru

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X