• Senin, 2 Oktober 2023

Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 439), Kwi Lan tak Asal Menuduh, Dia Buka Kedok Kaum Pemberontak yang Menyusup!

- Senin, 18 September 2023 | 06:37 WIB
Ilustrasi, cersil kho ping hoo (dok, tangkapan layar/net)
Ilustrasi, cersil kho ping hoo (dok, tangkapan layar/net)

BEBASBARU.COM, MAHAKARYA-CERBUNG - Wajah Kiang Liong sebentar merah sebentar pucat. Hebat penghinaan ini!

Kalau diucapkan tidak di tempat umum, masih belum hebat dan mungkin ia dapat menerimanya sambil tersenyum.

Akan tetapi ucapan yang amat menghinanya itu diucapkan di depan banyak tamu. Suaranya agak gemetar karena menahan amarah ketika ia bertanya.

Baca Juga: Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 438), Kwi Lan Ejek dan Hina Kiang Liong, Yu Siang Ki Terperanjat Bukan Main!

"Mutiara Hitam, sungguh lancang mulutmu!" Kalau engkau masih Sumoi dari adik misanku Suma Kiat berarti kau bukan orang lain.

Akan tetapi mengapa kau berani bersikap begini kurang ajar? Kau menuduh dan memfitnah yang bu­kan-bukan. Siapa mengumpulkan kaum pemberontak? Apa maksudmu?"

Kwi Lan, tersenyum mengejek. Cuping hidungnya yang tipis berkembang-kempis. "Masih berpura-pura lagi? Apa kau menghendaki aku menelanjangi kedokmu dan menunjuk tokoh pemberontak?"

Sepasang mata Kiang Liong menge­luarkan sinar berkilat. Sudah gatal-gatal tangannya untuk menerjang maju, meng­hajar gadis yang liar ini.

Akan tetapi ia masih dapat menekan hatinya dan mem­bentak, "Boleh! Coba hendak kulihat siapa orangnya!"

"Kaulihat baik-baik!" Kwi Lan yang masih memegang pedang itu menyapu taman dengan pandang matanya kemudian melangkah dan menghampiri meja di mana duduk tiga orang hwesio.

Baca Juga: Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 437), Kiang Liong Ingin Tantang Yu Siang Ki, Tapi Puteri Mimi Langsung Melerai

"Sumoi.... jangan....!" Suma Kiat ber­seru. Akan tetapi dengan langkah lebar, Kwi Lan sudah tiba di depan meja tiga orang hwesio itu dan sekali tendang, meja itu mencelat dan menimpa tiga orang hwesio tadi.

"Brakkk....!" Hwesio kurus berjubah kuning itu dengan tangan kirinya me­nyampok dan meja itu pecah.

Sambil menghantam hwesio itu meloncat dan berdiri tegak memandang Kwi Lan. "Omitohud, apakah Nona ini menjadi gila?" Kwi Lan tertawa, menuding dengan pedangnya.

Halaman:

Editor: H. Masruddin

Sumber: bebasbaru

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X