• Kamis, 1 Juni 2023

Kho Ping Hoo Cinta Bernoda Darah (episode 311), Lu Sian Ingin Rampas Ketua dan Jabatan Raja Nancao

- Senin, 27 Maret 2023 | 07:01 WIB
Cinta Bernoda Darah (dok, ilustrasi bebasbaru)
Cinta Bernoda Darah (dok, ilustrasi bebasbaru)

BEBASBARU.COM, MAHAKARYA-CERBUNG – Dengan kau sebagai kaisar di Nan-cao, dan aku yang akan memimpin Beng-kauw.

Dengan kau sebagai kaisar dan aku sebagai Beng-kauwcu, Nan-cao akan menjadi negara terkuat di dunia.”

“Ahhhhh....!” Suling Emas terkejut sekali dan tanpa disengaja ia merenggutkan dirinya terlepas dari pelukan ibunya, memandang terbelalak.

Baca Juga: Kho Ping Hoo Cinta Bernoda Darah (episode 310), Suling Emas Kaget dengan Ucapan Ibunya yang Ngaco!

Liu Lu Sian menyambar lengan Suling Emas, ditariknya mendekat lalu ia men­ciumi pipi pemuda itu dengan hidung dan mulutnya sampai mengeluarkan suara berkecupan.

Suling Emas menjadi bingung dan sedih, karena perbuatan ibunya itu disaksikan oleh sekian banyak orang dan tampak tidak patut sekali.

Akan tetapi keharuan hatinya yang amat besar mem­buat ia tak mampu bergerak dan di hati kecilnya ada perasaan bahagia melihat kasih sayang ibunya yang demikian besar terhadap dirinya.

“Hi-hik, anakku yang gagah perkasa, yang tampan, kepandaianmu hebat juga. Kau patut menjadi Kaisar Nan-cao.”

Tiba-tiba ia melepaskan puteranya dan melangkah lebar menghadap Beng-kauwcu dan Kaisar Nan-cao yang duduk dengan muka berubah dan kedua tangan me­megangi lengan kursi masing-masing de­ngan hati tegang.

“Paman Liu Mo, kursi yang kaududuki itu adalah kursiku! Kau orang tua benar-benar keterlaluan dan tak tahu malu sekali.

Kapankah ayah mewariskan ke­dudukan Beng-kauwcu kepadamu? Akulah yang berhak mewarisi kedudukan ketua Beng-kauw, bukan kau! Kau telah merampas hal lain orang!”

Muka Beng-kauwcu Liu Mo sebentar merah sebentar pucat, kedua tangannya yang terletak di atas lengan kursi tampak menggetar.

Baca Juga: Kho Ping Hoo Cinta Bernoda Darah (episode 309), Lu Sian Marah Besar pada Bekas Muridnya Siang-mou Sin-ni

Akan tetapi setelah me­narik napas panjang tiga kali, ia berhasil menekan perasaannya dan dengan suara tenang penuh kesabaran ia berkata.

Halaman:

Editor: H. Masruddin

Sumber: Bebasbaru.com

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X