• Kamis, 1 Juni 2023

Kho Ping Hoo Cinta Bernoda Darah (episode 322), Lin Lin di Bawa ke Khitan Untuk Dipaksa Nikah Dengan?

- Rabu, 29 Maret 2023 | 05:58 WIB
Cinta Bernoda Darah (dok, ilustrasi bebasbaru)
Cinta Bernoda Darah (dok, ilustrasi bebasbaru)

BEBASBARU.COM, MAHAKARYA-CERBUNG – Kedok tengkorak itu agak­nya tidak mengerikan lagi, dibandingkan dengan muka yang bersembunyi di balik kedok.

“Hemmm, kau telah melihat wajahku? Wajah yang dahulunya tampan gagah, karena aku berdosa mencinta Ibumu, aku mendapat perlakuan begini kejam.

Ibumu menolak aku, kakaknya sendiri seayah lain ibu, dan dia memilih seorang perajurit biasa menjadi suaminya, yaitu Ayah­mu!”

Baca Juga: Kho Ping Hoo Cinta Bernoda Darah (episode 321), Lin Lin Kaget Setengah Mati Lihat Wajah Asli Hek Giam Lo

Hek-giam-lo diam sejenak, agaknya menahan kemarahannya. Lin Lin teringat akan cerita Kim-lun Seng-jin tentang Puteri Mahkota Khitan yang bernama Tayami, yang menurut Kim-lun Seng-jin adalah ibunya.

Teringat ia betapa kakek itu bercerita bahwa Puteri Tayami bersama suaminya, seorang perajurit gagah perkasa dan pilihan.

Gugur dalam perang melawan musuh karena ada saudara-saudara ibunya yang berkhianat.

Mengingat ini, serta-merta naik darah panas ke kepalanya dan mulutnya menyerang dengan ejekan.

“Jadi kaukah orangnya yang berkhianat, bersekutu dengan Kerajaan Sung sehingga bangsaku dipukul hancur di Shan-si, dan ibu serta ayahku gugur?”

Enak saja mulut Lin Lin menyebut “bangsaku” dan “ayah ibuku”, karena memang ia sudah tidak ragu-ragu lagi.

Baca Juga: Kho Ping Hoo Cinta Bernoda Darah (episode 320), Hek Giam Lo Paksa Lin Lin Pulang ke Khitan

Inilah musuh besarnya yang sesungguhnya, orang yang menjadi biang keladi kematian ayah bundanya yang gugur sebagai pejuang bangsa yang gagah perkasa.

“Heh-heh, kau pandai menduga, ya? Memang betul begitulah. Akan tetapi pembalasanku ini tidak berlebihan, kau sudah melihat mukaku yang disiram air beracun oleh Ibumu.”

“Aku tidak percaya! Aku tidak percaya Ibu seganas itu! Kecuali kalau kau melakukan hal yang jahat, untuk membela diri mungkin Ibu terpaksa harus menggunakan racun.”

“Hemmm, kau memang pandai menduga, agaknya arwah Ibumu yang berbisik di dalam hatimu. Aku tidak bersalah, dosaku tidak berarti.

Halaman:

Editor: H. Masruddin

Sumber: Bebasbaru.com

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X