BEBASBARU.COM, MAHAKARYA-CERBUNG - Memakannya sambil menonton ke arah pertandingan. “Aku bertaruh pengemis baju butut yang menang,”
Kwi Lan berkata setelah menonton sebentar. Kacang garing itu enak sekali, selain gurih dan wangi tanda kacang tua dan baik, juga agaknya diberi bumbu dan asinnya cukup.
“Belum tentu!” kata Si Pemuda gembira dan kedua kakinya yang ongkang-ongkang itu digerak-gerakkan menendang.
Baca Juga: Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 45), Kwi Lan Bertemu Pemuda Lucu yang Ternyata sangat Sakti
“Memang Si Kurus Kering itu lebih lihai ginkangnya, lebih cekatan. Akan tetapi kulihat Si Botak ini banyak tipu muslihatnya. Di gagang pedangnya terdapat alat untuk melepas jarum beracun.”
“Ihhh....! Memang pengemis baju bersih itu golongan hitam dan curang!” Kwi Lan berseru. “Eh, bagaimana engkau bisa tahu?”
“Tahu saja! Kaukira engkau saja yang tahu kelicikan mereka?” Mereka saling pandang, cemberut karena dengan pertaruhan itu mereka seperti hendak saling memihak.
Akan tetapi pemuda itu tersenyum, menyodorkan lagi bungkusan kacangnya. “Enak kacang ini, bukan? Tentu enak, kacang ini khusus dibuat untuk istana kerajaan!”
ia tertawa ha-ha-he-he, lalu melanjutkan, “Akan tetapi, Raja dan para Pangeran belum tentu mempunyai mulut seperti mulutku.
Maka aku merasa bahwa mulutku tidak terlalu rendah untuk mencicipi kacang untuk istana ini dan kucuri sebagian. He-he-heh!”
Kwi Lan juga tersenyum lebar dan mengambil lagi segenggam. Keduanya kini tidak berkata-kata lagi karena ikut merasa tegang dengan pertandingan yang makin seru itu.
Mereka seperti lupa diri, makan kacang sambil menonton ke bawah, persis seperti lagak para penonton permainan sepak bola yang ramai.
Mereka seperti dua orang anak nakal yang sudah sejak kecil menjadi kawan bermain. Memang pertandingan itu makin seru. T
Artikel Terkait
Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 36), Pengemis Baju Kotor Salah Sangka dengan Kwi Lan dan Pengasuhnya
Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 37), Sian Eng Datang Senjata Rahasia Menyambar ke Arah Kwi Lan dan Pengasuhnya
Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 38), Sian Eng Turunkan Tangan Kejam, Tangan 8 Pengemis Dibabat Buntung Semua
Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 39), Kwi Lan Kemplang Kepala Para Pengemis, Bebaskan Totokan yang Lihai
Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 40), 5 Pengemis Baju Bersih Sebut Pimpinan Mereka yang Tak Dikenal Sian Eng