BEBASBARU.COM, MAHAKARYA-CERBUNG - Memperlihatkan sikap kaget ketika pemuda itu melihat betapa dua orang itu menggunakan kesempatan selagi Kwi Lan menoleh dan bicara kepadanya.
Untuk menyerang dengan senjata rahasia mereka. Pemuda itu menjadi pucat karena maklum betapa hebatnya serangan itu dan betapa ia sendiri yang berdiri jauh tidak sempat mencegah serangan ini.
Akan tetapi wajah yang kaget itu berubah girang dan sinar matanya menyorotkan kekaguman ketika ia mendengar pekik kesakitan kedua orang anggauta Thian-liong-pang itu.
Baca Juga: Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 50), Kwi Lan yang Baru Merantau Tak Peduli Perkumpulan Manapun
Si Mata Juling roboh dan tewas seketika karena pelipis dan dadanya dihantam senjata rahasianya sendiri, sedangkan Si Brewok roboh kesakitan akan tetapi segera melompat bangun kembali.
Karena hanya pahanya yang terluka oleh senjata rahasianya sendiri pula. Ia berdiri dengan mata terbelalak kagum dan heran.
Memang luar biasa sekali caranya gadis itu menghadapi serangan senjata rahasia tadi. Biarpun sedang menengok ke belakang.
Namun Kwi Lan tahu akan serangan senjata rahasia. Bahkan tanpa menoleh lagi ia menggerakkan kedua tangannya, menyambar senjata rahasia Si Juling yang datang lebih dulu ke arah pelipis dan dada.
Kemudian secepat kilat ia mengembalikan dua senjata itu ke arah pemiliknya, tepat mengenai pelipis dan dada! Adapun peluru bintang yang dilepas Si Brewok hanya mengarah pahanya.
Itupun tidak tepat di tengah-tengah, maka Kwi Lan juga me”retour” senjata rahasia itu tepat mengenai pinggir paha Si Brewok yang mendatangkan luka daging!
Sambil meringis menahan sakit, Si Brewok menjura kepada Kwi Lan. “Benar hebat dan mengagumkan. Saya mengaku kalah dan kematian Suteku adalah karena tidak hati-hatinya.
Mohon tanya, siapakah nama Nona yang gagah?” Kwi Lan sudah menggerakkan bibir hendak mengaku, akan tetapi tiba-tiba pemuda itu berkata,
“Eh, apakah matamu sudah buta? Terang Nona ini menggunakan nama Mutiara Hitam, engkau masih bertanya-tanya lagi?”
Artikel Terkait
Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 42), Sian Eng Langsung Tantang Pentolan Pengemis Baju Bersih
Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 43), Kwi Lan Kini Berusia 19 Tahun dan Mulai Merantau Cari Orang Tuanya
Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 44), Kwi Lan Kini Mulai Masuki Dunia Persilatan Tak Ada yang Tahu Kesaktiannya
Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 45), Kwi Lan Bertemu Pemuda Lucu yang Ternyata sangat Sakti
Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 46), Kwi Lan dan Pemuda Lucu Ini Nonton Pertandingan Sambil Bertaruh
Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 47), Kwi Lan dan Pemuda Lucu Ini Justru Terlibat Bentrok dengan Pengemis