BEBASBARU.COM, MAHAKARYA-CERBUNG - Takut? Siapa bilang aku takut padamu?” Kwi Lan bertanya, memandang tajam dan mengangkat muka membusungkan dada, sikapnya menantang.
“Tentu saja aku yang bilang....!” Pemuda itu berhenti dan mengatur napasnya yang agak terengah-engah. “Wah, bisa putus napasku kalau diajak balapan lari gila-gilaan seperti tadi!
Aku tidak bilang kau takut, aku tadi bertanya apakah engkau takut kepadaku.” “Aku tidak takut! Apamu yang kutakuti?” Kwi Lan membentak.
“Kalau tidak takut mengapa lari seperti dikejar setan? Aku.... aku mau bicara denganmu, aku ingin jalan bersama, kenapa kau melarikan diri?”
“Aku lari, atau jalan, atau tidur, bukan urusanmu. Aku tidak ada urusan denganmu, aku tidak ingin berjalan bersama, tidak ingin bicara denganmu.”
“Wah-wah-wah, kenapa begini galak? Sungguh tidak berbudi....” “Aku tidak berhutang budi kepadamu! Kau mau apa?”
Pemuda itu menyeringai dan senyumnya yang lebar itu lucu sekali, seperti senyum orang mengunyah garam, sehingga diam-diam Kwi Lan menjadi geli.
“Kau memang tidak berhutang budi kepadaku. Akan tetapi engkau hutang kacang! Hayo menyangkallah kalau mampu!
Bukankah kau berhutang kacang asin garing yang gurih dan wangi, tidak satu, tidak pula dua atau tiga, melainkan tiga genggam yang isinya banyak!”
“Hanya dua genggam!” bentak Kwi Lan. “Dua genggam banyak juga namanya. Lebih dua puluh! Hayo kaubayar kembali hutangmu itu, baru di antara kita tidak ada sangkut paut lagi!”
Kwi Lan tertegun dan melengak. Ia menoleh ke kanan ke kiri, tak berdaya. Darimana ia bisa mendapatkan kacang asin di dalam hutan itu?
Baca Juga: Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 51), Pemuda Lucu Kini Juluki Kwi Lan dengan Nama Mutiara Hitam
Dan yang sudah masuk perutnya pun tidak mungkin dikeluarkan lagi. Betapapun juga, ia kalah benar. Memang tak dapat ia menyangkal bahwa ia tadi telah makan dua genggam kacang asin pemuda itu.
Artikel Terkait
Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 33), Kelompok Pengemis Kini Ketakutan dan Pergi Ditertawai si Bocil Kwi Lan
Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 34), Pengasuh Kwi Lan Ini Bertemu Suaminya yang Jadi Pengemis Baju Kotor
Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 35), Pengasuh Kwi Lan Kaget Suaminya Tewas dan Diminta Mencari Anak Mereka
Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 36), Pengemis Baju Kotor Salah Sangka dengan Kwi Lan dan Pengasuhnya
Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 37), Sian Eng Datang Senjata Rahasia Menyambar ke Arah Kwi Lan dan Pengasuhnya
Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 38), Sian Eng Turunkan Tangan Kejam, Tangan 8 Pengemis Dibabat Buntung Semua