• Kamis, 1 Juni 2023

Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 54), Mutiara Hitam Kaget, Si Pemuda Menyembah Dirinya Bak Ratu, Ingat Ibunya?

- Kamis, 25 Mei 2023 | 07:07 WIB
Ilustrasi, Cersil Kho Ping Hoo Serial Bu Kek Siansu: Mutiara Hitam (dok, bebasbaru.com)
Ilustrasi, Cersil Kho Ping Hoo Serial Bu Kek Siansu: Mutiara Hitam (dok, bebasbaru.com)

BEBASBARU.COM, MAHAKARYA-CERBUNG - Alis yang tebal itu bergerak-gerak lucu, bulu mata ikut bergetar seperti menari-nari. Wajah yang tampan, wajah yang lucu dan gembira!

Seperti awan tipis disapu angin, lenyaplah rasa panas di hati Kwi Lan dan gadis ini lalu duduk di atas akar pohon yang menonjol, membereskan ram­butnya dan mengusap peluh di leher de­ngan ujung lengan baju.

“Gerah, ya? Memang hawanya panas, apalagi kalau dipakai lari-lari cepat, bisa mandi keringat kita.” Tangannya merogoh dalam baju dan ketika ditarik keluar.

Baca Juga: Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 53), Pemuda Lucu Ini Hampir Kalah Adu Balap, Inilah Awal Mula Pertemanan

Ternyata ia telah memegang sebuah guci panjang berisi air jernih dan dingin. Ge­rakannya cepat dan kelihatannya seperti seorang pelawak main sulap saja.

Di­bukanya tutup guci dan dengan terse­nyum ia berkata, “Isinya air, jernih dan bersih. Guci ini bukan sembarang guci, melainkan guci wasiat dan air yang disimpan di sini.

Makin lama tidak makin kotor malah makin jernih, berbau harum dan timbul rasa manis, juga menjadi dingin segar. Minumlah, Nona.”

Ia menyodorkan guci itu kepada Kwi Lan. Air yang tampak jernih berkilau, mu­ka yang tampak riang dan menawarkan dengan penuh kejujuran.

Hawa yang pa­nas, semua ini membuat Kwi Lan ber­nafsu sekali untuk meneguk air segar itu.

Tanpa berkata apa-apa ia menerima guci, mendekatkan bibir guci yang halus ke­pada bibirnya sendiri yang lebih halus lagi.

Akan tetapi pada saat itu pandang mata mereka bentrok dan cepat-cepat Kwi Lan menurunkan lagi guci air itu ke bawah, tidak jadi minum.

“Kenapa....?” Kwi Lan mengerling dengan pandang mata tajam. “Apakah air ini juga akan dianggap hutang? Lebih baik mati ke­hausan daripada minum air hutangan!”

Ia menyerahkan kembali guci itu kepada pemiliknya. Pemuda itu tertawa bergelak, mem­perlihatkan deretan gigi yang terpelihara rapi dan putih.

Baca Juga: Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 52), Kwi Lan yang Kini Jadi Mutiara Hitam Justru di Ikuti Pemuda Lucu Ini

Halaman:

Editor: H. Masruddin

Sumber: Bebasbaru.com

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X