BEBASBARU.COM, MAHAKARYA-CERBUNG - Gadis itu tentu saja menjadi tertarik sekali, “Masakan apa sih? Kenapa bukan makanan wanita?”
Heran sekali. Tiba-tiba muka Hauw Lam menjadi merah dan ia tampak gagap-gugup dalam menjawab. Padahal biasanya pemuda ini paling pandai bicara.
“Masakan.... waaahhh, bagaimana ini....? Ini masakan.... masakan....hemmmm....!” Karena mereka berdua tadi bicara keras tanpa mempedulikan orang lain.
Tentu saja percakapan terakhir ini pun terdengar pula oleh para tamu yang duduk berdekatan. Mereka mulai tertawa-tawa geli menyaksikan sikap Hauw Lam ini.
“Ih, kenapa kau? Sudah mabokkah? Masa menjawab masakan saja begitu sukar? Kalau tidak mengenal, bilang saja terus terang, mengapa susah-susah amat?” Kwi Lan menegur.
“Siapa bilang aku tidak mengenal masakan ini? Semua masakan di dunia pernah kumakan. Aku pernah memasuki dapur kaisar, pernah ikut dalam perjamuan Beng-kauw di selatan!
Ini masakan.... daging kambing saus tomat!” “Uhh, hanya daging kambing saja kenapa tidak dari tadi menyebutnya?
Kau bohong agaknya! Kalau benar hanya daging kambing, mengapa bentuknya bulat seperti ini? Dan mengapa pula tadi kau hilang ini bukan makanan wanita?”
“Ha-ha-ha-ha! Itu bukan daging kambing, melainkan.... peluru kambing. Ha-ha-ha!” Riuh rendah suara ketawa itu. Hauw Lam dan Kwi Lan menengok.
Sejak tadi mereka sudah tahu bahwa tidak jauh dari meja mereka, dalam jarak lima meter, terdapat enam orang anggauta pengemis baju bersih yang duduk mengelilingi meja dan sejak tadi memperhatikan mereka berdua.
Enam orang pengemis itu rata-rata sudah berusia enam puluh tahun lebih, hanya yang dua inilah mereka masih muda dan kini dua orang inilah yang tertawa-tawa oleh ucapan seorang di antara mereka tadi.
Pada saat itu, Kwi Lan dengan sumpitnya telah menusuk dua potong daging kambing itu yang memang berbentuk bundar telur sebesar telur ayam.
Artikel Terkait
Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 72), Kwi Lan dan Tang Hauw Lam Kini Bak Sahabat Lama, Merantau Berdua
Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 73), Kwi Lan Merantau ke Hou-Han Dimana Neneknya Pernah Jadi Tante Girang
Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 74), Sayembara Perguruan Golongan Hitam Pilih Ketua Baru Kwi Lan tiba Disini
Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 75), Kwi Lan dan Hauw Lam Tiba di Kota yang Ramai Ini dan Jadi Pusat Perhatian
Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 76), Nekat, Kwi Lan dan Hauw Lam Masuk ke Sarang Pentolan Penjahat
Kho Ping Hoo Mutiara Hitam (Bab 77), Kwi Lan dan Hauw Lam Masuk ke Perkumpulan Thian-liong-pang yang Kesohor